Dalam menjelaskan tentang adorasi
ini, St. Thomas Aquinas mengajak kita untuk mempertimbangkan beberapa faktor
eksternal dari adorasi ini, yaitu pertama
orang menggunakan tubuhnya untuk menghormati Allah; kedua, tindakan penghormatan itu diperuntukkan kepada Allah; ketiga, tindakan yang merupakan milik
Allah tersebut sudah semestinya diterima. Dibawah faktor eksternal yang
pertama, St. Thomas Aquinas mengajukan tiga pertanyaan untuk dibahas, yaitu
(1) Apakah
adorasi merupakan tindakan penghormatan atau agama?
(2) Apakah
adorasi menunjukkan sebuah tindakan internal atau eksternal?
(3) Apakah
adorasi memerlukan sebuah tempat?
Tiga
pertanyaan ini akan dijawab oleh St. Thomas. Pertama, bagi St. Thomas Aquinas, adorasi merupakan tindakan agama
karena adorasi dilakukan untuk menghormati pribadi yang dihormati di mana
tindakan tersebut merupakan bagian dari agama.[1]
Kedua,
menurut St. Thomas Aquinas, karena tubuh kita terdiri dari dua kodrat, yaitu
intelektual dan inderawi, kita memberikan kepada Allah dua penghormatan, yaitu penghormatan
spiritual yang merupakan penghormatan internal dari pikiran, dan penghormatan melalui
tubuh yang ditunjukkan dengan merendahkan tubuh. Karena di dalam semua tindakan
kesalehan yang tidak mengacu pada yang ada di dalam batin sebagai sesuatu yang
penting, tindakan kesalehan tersebut
mengikuti bahwa penghormatan eksternal diberikan atas nama batin. Dengan tubuh
yang merendah kita mengundang seluruh afeksi kita untuk memasrahkan diri kepada
Allah.[2]
Ketiga,
bagian utama dari adorasi adalah penghormatan internal dari pikiran kita.
Sementara itu bagian sekunder merupakan sesuatu eksternal yang membutuhkan
tanda-tanda tubuh. Saat pikiran terarah kepada Allah di tempat mana pun,
sementara tanda-tanda tubuh harus berada di suatu posisi dan tempat. Di sinilah
sebuah tempat diperlukan untuk adorasi, tetapi bukan dipikirkan sebagai yang
pokok, melainkan oleh akal budi dari kesesuaian yang tentu, seperti tanda-tanda
tubuh.[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar